Great and Excellent Mates Stand to be One
OPENING :
1. Bon Odori Dance
[photo currently not available]
2. Percussion
MC : Hana Ghina Chairunnisa (Sahabat Kevin) & Muhammad Kevin (Sahabat Ghicha)
Cast :
1. Ahmad Ikbal Purnawarman as Naruto
2. Alifia Meidira as Selir
3. Amelia Krisna Setyawati as Dayang
4. Andina Hapsari as Roro Arum
5. Anggraeni Mukaromah as Rakyat
6. Arif Dzulfikar as Pengawal 1
7. Asia Gitariani as Dayang
8. Bunga Vanadia as Dayang
9. Della Sabila as Rakyat
10. Denny Angga Setyawan as Raito Yagami
11. Erizco Satya Wicaksono as Joko Stupid
12. Fhani Meliana as Fhani Rose
13. Firman Aziz Nugroho as Patih Kabojereng Kaborejeng
14. Gadis Rizky Zakiyah as Dyah Pambayun
15. Hana Ghina Chairunnisa as Rakyat
16. Juliastika Puspaningtyas as Dayang Bombay
17. Karina Rahma Suryani; our operator
18. Lufhti Aziizah as Rakyat
19. Mohamad Iman Fauzi as Ustadz
20. Muhammad Alif Hidayat as Jaka Budug
21. Muhammad Kevin Pratama as Raja Powan
22. Nadia Rahmadianty as Rakyat
23. Nanda Aulia Rachman as Sahabat Tama; our narrator
24. Nur Wulan Adhani Pohan as Dayang
25. Regia Purnama Shofriyah; Ketua Pagelaran 9a + Operator Backstage
26. Relieta Muizzu Putri as Permaisuri
27. Satriya Fauzan Adhim as Pengawal II
28. Shadrina Fitri Ghazani as Rakyat
29. Tamara Aulia Rachim as Sahabat Nanda; our narrator
30. Vina Amalia Isti as Roro Tari
31. Nadia Mauli Arvinta as Miyako
32. Rama Nuzuli Prabowo as Pangeran Cinta
Summary
Alkisah pada suatu waktu, hiduplah seorang raja bernama Raja Powan yang memerintah kerajaan Powan. Konon, dahulu kala kerajaan ini terletak di Ngawi, Jawa Timur. Sang Raja memiliki seorang puteri nan cantik jelita bernama Dyah Pambayun. Sayang, Ibunda Dyah Pambayun telah meninggal dunia akibat sakit yang di deritanya. Selir pertama raja pun kemudian diangkat menjadi permaisuri. Kerajaan itu dipenuhi kedamaian hingga datanglah suatu musibah.
Raja Powan memiliki seorang Patih, yaitu Patih Kaborejeng, tetapi dia sudah terlalu tua, dan nampaknya telinganya hanya befungsi sebagai hiasan saja sekarang (cantelan gitu loch, alias budeg, alias tuli, alias tunarungu). Ternyata sudah lama hujan tidak turun. (lagu que sera-sera) "Ehm... Kalau hujan tidak turun, sawah dan ladang jadi kering. Ga bisa makan, ga bisa minum, mulutku bau, badanku aseem...Inilah jawabnya...Que sera-sera...Kapankah hujan turun?Kami tak tahan lagi, ingin kebelakang...[?]"
Selain itu, rakyat juga sudah menjadi korban kebengisan para perompak yang menyusup melalui Sungai Bengawan Solo. Sementara itu, Raja Powan mengadakan sayembara untuk menemukan orang yang bisa menurunkan hujan dan mengatasi kemarau panjang ini, bagi laki-laki yang menang dia akan diangkat menjadi menantunya (suami Dyah Pambayun) dan bagi perempuan yang menang dia akan diangkat menjadi keluarga keraton. Namun akhirnya Raja Powan menunda untuk mengganti Patih Kaborejeng...(Iiih kok ada ya raja yang menunda-nunda pekerjaan?)
Di tepi Sungai Bengawan Solo, Puteri Dyah pambayun yang sedang bersama seorang nelayan Jepang tampan yang sedang merantau, Raito Yagami, terkejut mendengar kabar bahwa raja akan mengadakan sayembara. Kabar itu sampai melalui mulut Dayang Bombay.
Keesokan harinya, sayembara pun diadakan. Peserta pertama adalah Naruto, yang menampilkan senam SKJ (diiringi lagu Haruka Kanata) gagal memanggil hujan. Peserta kedua adalah Miyako, adik dari Miya**. Dia gagal memanggil hujan...Namun....Dia berhasil menjadi istri Raja! Peserta selanjutnya...Ninja Hatori *no comment*....dan Peserta selanjutnya...Jaka Budug. Dia berhasil memanggil hujan dengan mantra "Tralala trilili manohara punya bayi, Isabella menangis, Karunia berdo'a, turun Cinta dan Anugerah ajajajjajajajajajajejjaiejiaje" dan hujan pun turun. Joko Budug akan menikah dengan Puteri Dyah Pambayun. Pesta perayaan datangnya hujan pun dirayakan!FANTASTIK!
Raja pun senang. Hujan sudah turun, rakyat udah makmur, dan terlebih lagi...Raja mau nikah lagi! Namun Permaisuri dan Selir pun protes atas keputusan raja bahwa dia akan menikah lagi. Dan Miyako pun datang (Madu 3 mode : on). Sementara itu dilain tempat Jaka Budug sedang mengatakan cintanya kepada Dyah Pambayun.
Di lain pihak, Selir Raja sedang membuat rencana untuk mencelakai Miyako, rupanya ia cemburu buta!Ih atuuut....Namun saat Selir sedang dikamarnya, ada ustadz masuk (iiiih kok ustadz masuk ke kamar cewe sih?) dan menyanyikan lagu Jagalah Hati dan Tombo Ati. Selir pun insyaf karena diingatkan supaya ndak berbuat jahat.
Sang Puteri dilanda dilema. Mungkinkah Puteri Dyah Pambayun melupakan cintanya yang dalam terhadap Raito dan berpaling kepada Jaka Budug. Ataukah Jaka Budug harus melupakan cintanya terhadap sang Puteri. Kami akan mengubah sesuatu yang dianggap tabu menjadi layak untuk diperbincangka. Semua akan kami kupas secara tajam, setajam CLURIT...CLURIT...CLURIT!!!(Fhani Rose mode: on)
Dyah pun sedih karena harus menikah dengan Jaka Budug, dia hanya ingin menikah dengan Raito Yagami. Mereka berencana untuk lari dari keraton. Atas perintah dari Sang Puteri, Dayang Bombay membubuhkan obat tidur ke sebagian makanan penjaga. Puteri Dyah pun menyelinap keluar keraton dan menunggu Raito sendirian. Sekelompok perompak pun menyusup ke dalam keraton.
Bener-bener ga nyangka, ternyata Raito Yagami adalah anggota sindikat perompak alias bajaktlaut Jepang! Selama ini dia hanya memanfaatkan Sang Puteri dan berpura-pura baik! Untunglah tidak semua makanan penjaga dibubuhi obat tidur, sehingga sebagian penjaga masih terjaga. Namun dengan cepat perompak itu dihabisi oleh para penjaga lainnya. Saat perompak dan penjaga sedang perang, Raito Yagami mengambil harta kerajaan.
Raito pun kabur, dan sempat bertemu Dyah Pambayun. Dyah sangat kecewa dengan hal ini, namun Jaka Budug datang dan menenangkannya. Meski prajurit sudah dikerahkan untuk mencari Raito, namun ia tidak berhasil ditemukan. Untunglah tidak terlalu banyak harta yang diambilnya. Semenjak peristiwa pengkhianatan Raito itu, Puteri Dyah Pambayun menghabiskan hari-harinya bersama Jaka Budug. Perlahan, guncangan-guncangan cinta antara mereka semakin kuat...Sekuat gempa di Padang.
Menjelang hari pernikahan mereka, melihat Jaka Budug yang masih budug, maka sang Raja meminta Patih Kaborejeng untuk membersihkan (bilasono) Jaka Budug. Namun karena Patih budeg, ia mendengar Raja mengucapkan kata habisi (nelasi). Seketika itu juga Patih menghunuskan clurit ke Jaka Budug, karena lebih cepat lebih baik!Pro Action!Ops...
Dyah pun menjerit dan menangis. Jaka Budug telah meninggal dunia (#nowplaying Kerispatih-Mengenangmu). Sang Puteri akhirnya menerima kepergian Jaka Budug meski berat. Namun Raja Powan terus-menerus menyesali kesalahannya karena lupa mengganti Patihnya. Ihh sedih, akhirnya benar-benar tragis. Kayak judulnya, Tragedi Kerajaan Powan
(Fhani Rose mode: on) Kisah cinta Sang Puteri kandas untuk kedua kalinya. Akankah Sang Puteri bertemu dengan belahan jiwanya? Entahlah. Mungkin ada benarnya ungkapan bahwa cinta tak harus memiliki. Saya Fhani Rose mohon undur diri dari hadapan anda. Sampai jumpa di edisi CLURIT berikutnya.
Cerita ini diadaptasi dari cerita rakyat Jawa Timur dengan judul Tragedi Kerajaan Powan. Di masyarakat Ngawi, cerita ini hidup abadi hingga kini.